Aku
malika, anak semata wayang saat ini pasangan bunda puput dan ayah luvti.
Seminggu yang lalu usiaku menginjak 1 tahun, namun aku tumbuh abnormal bisa
dibilang aku indigo, memiliki kelebihan – kelebihan yang tidak dimiliki anak
lain. Ayah ku yang selalu mangkal setiap malam selalu menyisakan perih di mataku.
Aku tidak tega melihat ayah selalu bekerja keras kesana kemari membawa tas
butut berisi kosmetik. Aku menyayangi ayah layaknya induk kepada anaknya. Akhir
– akhir ini ayah sering lupa, bunda membawa ayah ke dokter mata karena salah
spesialis akhirnya kita pulang dan kembali lagi esok. Di dokter spesialis umum
ayah dianjurkan untuk berhenti kerja malam, aku tahu ayah menjadi begini
semenjak mengenal om didi. Herannya om didi sudah sembuh tetapi ayah belum, aku
dan bunda mencari solusi terbaik.
Bunda
mulai melamar pekerjaan atas saranku, aku juga sibuk mencarikan ayah pekerjaan
yang lebih layak. Alhamdulillah seminggu setelah surat lamaran dikirim akhirnya
bunda diterima di the face shop pluit village sedangkan ayah di kantor
askomindo dinamika daerah cideng timur. Bunda bekerja sore hari, dan ayah pagi
hari jadi setiap hari aku bersama nenek menjaga rumah. Di rumah, aku yang meng-handle semua kebutuhan rumah tangga.
Ayah dan bunda hanya mendapat tugas untuk mencari uang. Seharusnya aku
bersenang – senang seperti teman yang lain, namun aku tidak bisa mengelak
memiliki ayah yang mempunyai banyak kekurangan sangatlah tidak mudah. Aku dan
bunda tidak pernah lupa selalu minta petunjuk Allah semoga ayah segera diberi kesembuhan
dan jalan keluar, karena aku tahu benar ayah masih merasa sakit hati semenjak
om didi memutuskan untuk menjadi lelaki seutuhnya. Ok.. lah aku tidak akan
menyalahkan ayah atas hal itu, mungkin itu cobaan bagi keluarga kami.
Sore ini
nenek sibuk membuatkan sup bubur untuk aku dan teman – teman. Ya hari ini
adalah jadwalku berenang bersama teman – teman satu genk. Namun, karena ayah
dan bunda sedang tidak ada di rumah aku membujuk teman – temanku untuk berenang
di kolam mini di rumahku.
Seusai
berenang dan puas bermain air, kami saling bertukar pikiran tentang masalah
yang kami hadapi masing – masing. Aku mulai bercerita tentang kondisi ayah,
keluarga dan keuanganku. Temanku tidak tahan melihat air mata yang dari tadi
terbendung di mata dan tak menetes sama sekali.
“gini aja deh, kamu coba bantu kerja juga
lagian kan kamu mau playgroup, malu dong minta uang orang tua”, saran
temanku yang menyemangatiku. Aku mulai berfikir, benar juga jika aku bisa
mencari pekerjaan dengan bayaran sesuai aku tidak perlu meminta uang saat aku
masuk sekolah nanti. Aku masuk ke kamar, mencari secarik kertas dan bolpoin,
mulai mengatur scedule untuk satu
minggu.
Jam
|
Kegiatan
|
05.00
06.00
07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00
21.00
|
Bangun tidur, sholat subuh
Mandi
Sarapan
Nonton tom and jerry, sailormoon, power rangers,
dll
Nongkrong di tetangga
Minum susu, balik nongkrong lagi
Tidur siang
Tidur siang
Sholat dhuzur, makan siang, tidur lagi
Masih tidur
Masih tidur
Bangun tidur, mandi, sholat ashar
Ketemu sama teman – teman
Pulang ke rumah, sholat maghrib
Makan malam, sholat isya
Memanage uang ayah dan ibu
Tidur
|
Setelah
mengatur scedule selama satu minggu,
aku mempunyai waktu dari pukul 11.00 – 16.00, oke aku memiliki 5 jam untuk
bekerja. Aku mulai menghubungi teman – teman terdekat untuk berdiskusi masalah
kerjaan yang pas. Sorenya teman – teman berkumpul di rumahku, kami mulai serius
membicarakan masa depanku. Aku tidak boleh mengalami gangguan perkembangan
hanya karena memiliki seorang ayah yang banyak kekurangannya. Semoga niatku
yang tulus dapat membantu kesembuhan ayah dari penyakit pikunnya. Setelah
melakukan undian dan memikirkan banyak pertimbangan, aku memutuskan menjadi
seorang Tukang Odong - odong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar