Hargailah dia yang mencintaimu..
Ia berkorban bukan karena berharap kasihmu.. Melainkan ingin menunjukkan kau berarti untuknya..

Pengikut

Selamat Datang di Blog Asrey Fatmalasari Putri

Senin, 16 September 2013

Maaf, menyakitimu


Pagiiii... “, ucap sapa muklas pagi ini. “udah bangunkah”, lanjutnya.

hemmmm pagiii mas, (hoaammmm)”

masyaallah, ini sudah siang lho, bangun.. “ 


Aku tersenyum, mendengar suara muklas membangunkanku. Saat ini mungkin aku adalah wanita paling bahagia. Muklas selalu menghubungiku sebelum/setibanya di tempat kerja. Aku mengenalnya dari dunia maya, dan semua terjadi begitu saja. Dekat sekali, bahkan aku selalu merasa nyaman. Entahlah, aku merasa kami berdua memiliki kesamaan, dalam bertukar cerita dll. Aku dan muklas, hanya aku dan dia yang tau apa yang pernah kami rasakan. 


Kedekatan kami tak diketahui seorangpun di group, karena memang kami merahasiakannya. Kami tak begitu paham sebenarnya kami ini siapa?? Pacar bukan, saudara bukan, ketemu belum.. muklas baik, dewasa sekejap hal tersebut yang membuatku berpaling dari masa lalu.  Pernah suatu hari muklas menawarkan untuk kami saling menjalin hubungan jarak jauh, namun dengan tegas aku menolaknya, banyak beberapa alasan yang tak bisa kujelaskan namun lebih tepatnya aku ingin istiqarah. 


Seperti biasa, aku bangun pagi yang berbeda hanyalah aku bangun tanpa ucap sapa muklas. Sudah sejak lama kami tak sedekat dulu, entahlah mungkin muklas bimbang terhadapku, bimbang terhadap perasaannya. Aku cemas menunggu kabarnya, rasanya sesak, aku telah dibodohi perasaanku sendiri. Aku benci diabaikan, dan sejak hari ini aku memutuskan untuk tidak lagi mengharap muklas. 


Tanpa muklas, membuatku lena. Tuhan mempertemukanku dengan lelaki lain, nyata kulihat sosoknya dihadapan.  Aku memutuskan menjalin hubungan dengannya, karena aku merasa dia membutuhkanku dan dalam sekejap aku terpikat olehnya. Dua hari berlalu, kuterima pesan dari muklas yang sudah sejak lama aku tunggu. 


aku gak tau sama perasaanku, aku bingung harus bagaimana

maaf mas”, balasku. “aku juga gak ngerti meski gimana, maaf tapi saat ini aku sudah memiliki seseorang yang lebih membutuhkanku disini, entahlah aku merasa dia butuh aku
iya.. semoga kamu bahagia


mas, maaf tak ada maksud menyakitimu. Aku tidak berharap bahagia, gak tau tiba – tiba aku merasa semua nya berbeda”.

Sejak hari itu, aku dan muklas sudah tidak lagi ada kabar. Di group, kami jarang bertemu atau bersalam sapa. Rasanya menyakitkan, harusnya dulu aku mengharapkannya. Mungkin salahku, tidak tegas menentukan pilihan. Ku putuskan untuk left dari grup. Tidak berapa lama muklas mengirim pesan “kenapa left??”. 


entahlah mas, rasanya sakit melihat namamu muncul d group”. 


ya sudah kalo begitu biar aku saja yang left”, muklas menawarkan diri.


gak usah, tenang aja, aku baik – baik saja setelah ini”.





****

NB : udah ga usah serius banget bacanya itu cuma fiktif kok..hehehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar