Hargailah dia yang mencintaimu..
Ia berkorban bukan karena berharap kasihmu.. Melainkan ingin menunjukkan kau berarti untuknya..

Pengikut

Selamat Datang di Blog Asrey Fatmalasari Putri

Senin, 24 Desember 2012

Friendship

-->

FRIENDSHIP


MOT’S (Masa Orientasi Taruna Sungguhan)
Hidup itu bagaimana kita gak akan pernah tau kemana arahnya (Ya Iyalah kan gak ada peta). Meskipun terencana secara terperinci bisa saja berbelok karena alasan yang tiba-tiba hadir tanpa diundang. Hari ini tanggal 14 Juli 20XX, Aku berangkat ke semarang bersama Ayah. Aku diterima di SMK Pelayaran Semarang, maka dengan itu Aku pun harus memangkas rambut panjangku sebahuku. Aneh sekali rasanya harus beradaptasi dengan penampilan baru. Yang kulihat teman-teman berespon berbeda, ada yang menangis meluk Ibunya, ada yang tertawa saling mengejek (kayak gak punya dosa), ada yang diam bingung (batin ‘’ mana rambut gue?’’), tetapi sebenarnya kita semua senang, karena bisa ngirit pake sampo dan memiliki kepribadian ganda, cuma karena gengsi yang segedhe gentong semua itupun sirna.
Senin udah mulai MOT (Masa Orientasi Taruna) kerenan dikit padahal intinya sih sama seperti MOS. Nah, yang namanya senior itu hoby banget kalo ngerjain junior. Gak tau kenapa mungkin biar kelihatan keren kale ya, atau bisa saja mereka semua memiliki cita-cita terpendam buat jadi senior (siapa juga yang mau jadi junior terus,, tinggal kelas dong!!!!). Kita disuruh bawa bolpoin merk Pilot (gak pake pesawat), buku merk Mirage (gambar pesawat), bikin papan nama dari kertas berwarna, baju hitam celana putih ehh kebalik, sepatu hitam, kaos kaki hitam plus topeng item. Bagimana perasaan mu kalo disuruh ngikat rambut jumlah sesuai tanggal lahir?? (Pikir sendiri). Hari pertama okelah semua terlihat baik, ramah, cool, gagah, apalagi saat upacara pembukaan*** keren banget, semuanya kompak..soalnya aku gak liat tuh sama yang namanya taruna ngobrol, baca koran, ngopi, main dadu, apalagi tidur dilapangan (gue kelewat bego). Semua terasa menyenangkan, dari pagi kita hanya mendapat materi-materi yang sangat asing ditelinga. Perkenalan senior terlihat berwibawa, tapi bikin nyeseg ketika disuruh menghapalkan, nulis biodatanya, terus minta signature, ada satu hal yang kutakutkan, takut gak hapal dan takut salah manggil nama, bayangin aja ya!! Semua taruna/i memakai warna seragam yang sama, potongan rambut juga kembar,, nahh apa maksudnya?? (mulai gak nyambung).
ISOMA tiba, serentak kami meninggalkan ruang untuk sholat. Sewaktu berjalan “Wooii itu jangan gandengan”, Jleb. Noleh kebelakang “Iya kamu”.
Kesalahan pertama yang mengagetkan, oke masuk daftar pertama taruna/i dilarang bergandengan. Jam makan siang, semua mendapat jatah satu bungkus, kalo masih lapar itu urusan belakangan. Cara mengambilnya pun unik, dari bangku kita mesti jalan jongkok, tangan dibelakang kepala (mirip lomba agustus’an). Waktu makan tujuh menit, tapi Aku ga yakin, itu beneran tujuh menit atau dikurangin ya?? (Galau). Gaya makan tujuh menit pun bermacam ragam, ada yang langsung ditelan, ada yang gak pake sendok, makan menahan nafas, terlebih lupa buka bungkusnya. Ajaibnya, ada tuh temen cewek yang abis, gak ada sisa. Ada beberapa alasan kenapa, karena laper, takut ayamnya mati, atau takut nasinya nangis jadi bikin banjir di kelas. ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ J L
            Tiga hari orientasi materi, hari berikutnya di lapangan. Disinilah mulai terdeteksi kegalakan senior-senior. Yang mulanya ngefans sama senior dikelas, pas dilapangan jadi direplace niatnya. Permintaan senior mulai macam-macam, menunya disuruh lari (pemanasan), jalan jongkok, merayap, jalan ditempat dan terbang “eh lupa kan gak punya sayap”. Dari sekian senior yang ada, anak PMR lah yang paling menghibur, seolah rasa sakit hati, lelah capek itu hilang pas ngeliat betapa baiknya mereka. Hebatkan!! Ada lagi senior yang kemana-mana hobby banget bawa handycam sama kamera digital, kenapa momentnya gak pas?, kenapa harus dalam keadaan mengerikan?, dan kenapa mereka gak pernah tanya “udah siap difoto belom?”, kita terima kenyataan lah, kita harus diabadikan dalam keadaan gak layak, kucel, dan kusut. Disinilah pertama kali Aku dihukum karena kesalahan teman, dihukum karena makan siang gak abis, dihukum karena tertawa, semua itu agar kita memiliki jiwa korsa. Menu siang hari ini adalah sayur bayam, dan salah satu temanku gak suka, alasannya sih karena baunya gak enak, kalo aku gak suka juga, kalo masih mentah tentunya. Gak tega liat temenku nangis, pengen banget rasanya mengusap air matanya pake daun karena gak ada tissue, mungkin nih temenku gak pernah nonton Popeye Si Pelaut, jadi dia gak tau betapa bermanfaatnya bayam. Makan siang kelar, balik lagi ke lapangan buat olahraga siang, lumayan kan gak perlu nge-gym. Kali ini kita disuruh badai lapangan, masing-masing taruna/i jari telunjuk kanan menyentuh tanah, posisi membungkuk, lalu berputar searah jarum jam tanpa berpindah jari, setelah puas, “BERDIRI!” perintah senior bertali putih. Satu, dua, tiga, brak.. brak.. brak.. brak.. SUNYI. Semua berjatuhan dalam hitungan detik, ada juga yang muntah, jatuh, berdiri jatuh, berdiri jatuh lagi, jadi inget sebuah lagu “jatuh bangun aku mengejarmu mendengarmu”, berharap didiskualifikasi ajalah kalo gitu, atau mengibarkan bendera putih, sambil melambaikan tangan. Sebenarnya ada satu trik keren yang dijamin Gak Akan Berhasil, pura-pura aja amnesia sambil pegang kepala trus mondar mandir “dimana gue?dimana gue?gue anak siapa?”. Atau pura-pura terkena ayan, kesurupan, pura-pura mati. Kalo gak berhasil juga pilihan terakhir terima dengan lapang dan berkata sama senior “gue terima loe apa adanya”. Apalagi pasang wajah inocent ternyata sangat tidak membantu, yang ada kita terlihat bego dihadapan teman-teman.
Sore, sekitar pukul 17.00 penderitaan itu diakhiri. Aku berpulang kekost dengan membawa bungkus makan siang yang disimpen di dalam kantong. Pertanyaannya “ini jorok gak ya?”, antara ya dan tidak, dibilang jorok karena kan ada tempat sampah, kenapa harus diamankan di saku?mungkin takut dicuri pemulung kale ya,, dibilang engga daripada dibuang di jalan mending disimpen aja, anggep aja lagi nabung dikit-dikit bisa jadi bukit.. yah menurutku sih maksud senior adalah alasan yang kedua. Tapi yang bikin kepala mau pecah, ketika mereka memberikan perintah itu gak sampe kelar. “masukkan bungkusnya disaku baju/celana”, begitu perintahnya, begonya kita, kita gak balik nanya, “ini dibuang atau buat kenang-kenangan?”. Akibatnya sesampai di kost semuanya galau cuma gara-gara bungkus makan siang. Buang gak ya? Buang gak ya? Kalo dibuang besok ditanyain, kalo engga kan udah gak layak pake. HENING
Malam berlalu, seperti vampire baru aku selalu merasa haus, dehidrasi2. Besok adalah hari terakhir, dan MOT nya dilaksanankan di pantai, asiikk banget kan??. Sayang sekali saat itu Aku lagi sakit jadi gak bisa ngerasain rasanya naik kapal, terjun laut, cuma bisa gigit jari di depan kantor navigasi. Ngenes banget.. sumpah galau banget aku liatnya. Di tengah perjalanan menuju pelabuhan, kita semua istirahat sejenak di daerah tanah mas. Masing-masing taruna/i diberi minuman rasa madu, roti dan HARUS habis. Aku tau niatnya senior adalah agar kami tidak ada yang kelaparan atau sakit perut karena kosong (sama aja) tapi karena mereka malu ngungkapinnya yah begitulah. Jus maduku gak abis, langsung deh aku clingak clinguk noleh, kebetulan di sebelahku ada anak tehnika, “mau bantuin aku gak nghabisin ini?”, dengan melasnya aku berkata, padahal gak kenal itu siapa. Lalu dia meng’IYA’kan, lega deh.
Sesampainya di pelabuhan kita diajak muter-muter naik kapal, dan terjun laut setelah itu baru lanjut ke pantai buat olahraga. Anehnya pas lagi asik-asik jalan jongkok (setengah badan terendam air laut) masih sempat-sempatnya ada yang kentut. Keluarlah gelembung-gelembung udara dari dalam air sambil berbunyi plutuk..plutuk..plutuk. “siapa yang kentut?” tanya senior yang pura-pura garang. Lalu teman yang baris paling depan angkat tangan “Siap saya sen”, “yaudah lanjutin jalan jongkoknya”, TEPOK JIDAT. Di tengah waktu, aku tiba-tiba merasa lemas, dingin karena memang aku memiliki penyakit saluran nafas, lalu oleh malaikat tak bersayap (PMR) aku dibawa menepi, diberi minyak kayu putih sebagai penghangat. Gak berapa lama, ada seorang cowok kedinginan juga, sampe menggigil, buru-buru dibungkus pake selimut, masih dingin juga langsung ditanam deh tuh kedalem pasir.  Ku akui semangatnya yang tinggi membuatku malu, tapi karena itu pula dia mempermalukan dirinya. Kurang lebih sekitar 20 menit kemudian, senior bertali putih bertanya “siapa yang sudah kuat? Mau ikut lagi?”, nah tanpa disangka dia angkat tangan, setelah pasir tidak menindihi tubuhnya dia seketika lari marathon akan kembali kebarisan, tiba-tiba “wooiiiiii, kamu?”, dia berhenti, menoleh kebelakang, “kamu tuh mau kemana? Sadar gak kamu tuh pake apa?”. Dia noleh kebawah, jleb.. shockk.. langsung jongkok, ternyata dia lupa pake baju. Ya Tuhan.. Langsung anggota PMR berhamburan melindunginya dari sorotan media, kan berabe urusannya. Semua melihat dengan mulut menganga, serasa gak percaya, jujur baru liat aku ada orang se-semangat itu. Jempol deh.. Upacara penutupannya di pantai (lupa namanya). Syahdu banget, bikin terharu, geli juga, bukan konsentrasi sama pengarahannya tapi malah sama sepatu yang terbenam. Ada juga nih temenku yang paling belakang terbenam sama pasir sampe setengah badan, bayangin aja udah mirip mercu suar bedanya gak pake lampu. Upacara berakhir, kita dapat ucapan selamat dari para senior tanpa terkecuali, berkesan bangett deh, sampe ada yang nangis, berkaca-kaca, gak bisa berkata-kata, senang, lega rasanya akhirnya kita lulus, yeess yesss. Tapi sepertinya aku mengalami gangguan perasaan, karena gak tau meski nangis, ketawa, koprol, salto, atau ngesot. Cuma bisa mandangin temen-temen yang bisa bebas berekspresi.

The-End

                                                                        Dikutip : dari pengalaman seseorang
                                                                        By        : Me_

NB : Bertujuan menghibur, nostalgia dan mohon maaf bila ada pihak-pihak yang terkait tanpa pemberitahuan. Semoga terkesan.

                                                           



           


2 komentar:

  1. hmmm.. jadi kangen ma murid2ku yang bandel2 abis neh. pada kemana ya.. udah pada sukses belom..jangan lupa ma akika yeee.. :D

    BalasHapus
  2. hahahaaa... sama miss kangen belajar speaking sama miss maritha,,

    BalasHapus